Hypertrophic scar - Bekas Luka Hipertrofikhttps://en.wikipedia.org/wiki/Hypertrophic_scar
Bekas Luka Hipertrofik (Hypertrophic scar) adalah kondisi kulit yang ditandai dengan penumpukan kolagen berlebih sehingga menimbulkan bekas luka yang menonjol. Namun, derajatnya tidak separah keloid. Seperti keloid, bekas luka hipertrofik paling sering terbentuk di lokasi jerawat, tindik badan, luka, dan luka bakar. Ketegangan mekanis pada luka mungkin menjadi penyebab utama terbentuknya bekas luka hipertrofik (Hypertrophic scar).

Bekas luka hipertrofik (Hypertrophic scar) berwarna merah, tebal, dan mungkin terasa gatal atau nyeri. Lesi hipertrofik tidak melampaui batas luka aslinya, namun dapat terus menebal hingga enam bulan. Bekas luka hipertrofik (Hypertrophic scar) biasanya membaik dalam satu atau dua tahun, tetapi dapat menyebabkan kesusahan karena penampilan atau intensitas gatalnya. Lesi ini juga dapat membatasi pergerakan jika lokasinya dekat dengan sendi.

Lesi hipertrofik yang sedang berlangsung dapat diobati dengan suntikan kortikosteroid.

Perlakuan
Bekas luka hipertrofik dapat membaik dengan 5 hingga 10 suntikan steroid intralesi dengan interval 1 bulan.
#Triamcinolone intralesional injection

Perawatan laser dapat dicoba untuk eritema yang berhubungan dengan jaringan parut, namun suntikan triamcinolone juga dapat memperbaiki eritema dengan meratakan bekas luka.
#Dye laser (e.g. V-beam)
☆ AI Dermatology — Free Service
Pada hasil Stiftung Warentest tahun 2022 dari Jerman, kepuasan konsumen terhadap ModelDerm hanya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan konsultasi telemedis berbayar.
  • Bekas luka hipertrofik (Hypertrophic scar) — 4 bulan setelahnya.
    References Hypertrophic Scarring 29261954 
    NIH
    Hypertrophic scarring adalah jenis penyembuhan luka yang tidak optimal. Sering disalahartikan sebagai bekas luka keloid, padahal keduanya berbeda. Pada parut hipertrofik, jaringan tambahan hanya menumpuk di area luka asli. Keloid, sebaliknya, menyebar melampaui batas luka.
    Hypertrophic scarring represents an undesirable variant in the wound healing process. Another variant of wound healing, the keloid scar, is often used interchangeably with hypertrophic scarring, but this is incorrect. The excess connective tissue deposited in hypertrophic scarring is restricted to the area within the original wound. The excess connective tissue deposited in the keloid, however, extends beyond the area of the original wound.
     Scar Revision 31194458 
    NIH
    Cedera seringkali meninggalkan bekas luka sebagai bagian dari proses penyembuhan. Idealnya, bekas luka harus rata, sempit, dan sewarna dengan kulit. Berbagai faktor, seperti infeksi, terbatasnya aliran darah, dan trauma, dapat memperlambat proses penyembuhan. Bekas luka yang menonjol, lebih gelap, atau lebih rapat dapat menimbulkan masalah fungsional dan emosional.
    Scars are a natural and normal part of healing following an injury to the integumentary system. Ideally, scars should be flat, narrow, and color-matched. Several factors can contribute to poor wound healing. These include but are not limited to infection, poor blood flow, ischemia, and trauma. Proliferative, hyperpigmented, or contracted scars can cause serious problems with both function and emotional well-being.